ILUNI UI Minta Pemerintah Waspadai Kenaikan Harga Minyak Dunia

Ekonomi28,856 views

Jakarta – Harga minyak dunia jenis Brent tercatat mencapai US$71/Barel pada perdagangan Jumat 26/1. Kenaikan itu harus diwaspadai mengingat Indonesia adalah negara net importer minyak. Hal tersebut disampaikan oleh Achmad Nur Hidayat, Sekjen ILUNI UI.

“Harga minyak jenis brent mencapai titik tertinggi kembali setelah tiga tahun terakhir yaitu USD 71/barel. Dampaknya harga keekonomian BBM meningkat tinggi.

Hasil hitungan simulasi perhitungan harga keekonomian Premium menjadi Rp9,000; Solar Rp9,100; dan Minyak Tanah Rp7,650.” ujar Hidayat yang juga merupakan pengamat kebijakan publik CIDES Indonesia.

Hidayat mengatakan bahwa kenaikan tersebut sudah melampaui dari asumsi harga minyak dalam APBN 2018 yaitu USD 48/barrel. Dengan harga minyak USD 71/barel, sisi penerimaan Indonesia akan mendapatkan windfall profit karena penghasilan dari ekspor minyak Indonesia. Namun tergerus cepat untuk subsidi energi APBN.

Subsidi energi dalam APBN akan membengkak jika pemerintah masih mematok harga Premium Rp 6.550 per liter, harga Solar Rp 5.150 per liter dan harga minyak tanah Rp 2.500 per liter. Gap harga keekonomian sudah mencapai titik tertinggi yaitu Rp2,450 untuk premium, Rp3.950 untuk solar dan Rp5,150 untuk minyak tanah.

Selain jenis Brent, Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret meningkat, kini sudah mencapai USD65,51 per barel di New York Mercantile Exchange.

Kami memprediksi pemerintah akan menaikan harga BBM bagi masyarakat jika tidak, program pemerintah dalam APBN akan terganggu.

Namun, Hidayat mengingatkan jika pemerintah Jokowi dalam menaikkan BBM di waktu tidak tepat seperti saat inflasi tinggi dan nilai tukar melemah maka dampak ekonominya sangat besar. Daya beli masyarakat akan turun drastis dan masyarakat miskin yang paling menderita karena tidak sanggup membeli kebutuhan dasarnya. Subsidi langsung tunai adalah pilihan namun keterbatasan dana APBN akan menyebabkan Jokowi dan tim ekonominya tidak dapat berbuat banyak.

“Kami minta pemerintah waspada terhadap kenaikan minyak ini, jika salah langkah atau terlambat menyikapinya, dampaknya akan luas secara ekonomi dan politik. Jangan sampai kenaikan minyak menyebabkan APBN untung tetapi masyarakat rugi karena harga BBM menggerus daya beli masyarakat.”

Hidayat Matnur mengingatkan juga bahwa Tahun 2018 adalah tahun politik dan tahun dimana tren harga minyak meningkat sepanjang tahun. Tahun yang merupakan ujian antara popularitas versus keefektivitas keekonomian Presiden Jokowi.

Komentar