Jakarta — Ketua Umum PP GPII Masri Ikoni dalam Resepsi milad ke – 80 Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII) menyampaikan suatu semangat didepan para peserta milad dan para kader GPII bahwa GPII rekam jejak panjang dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia. GPII konsisten memainkan peran strategis dalam menjaga kedaulatan bangsa, memperjuangkan nilai keadilan sosial berbasis nilai-nilai Islam.
Masri Ikoni juga menyampaikan, Pada masa pra-kemerdekaan, GPII bersama organisasi pemuda Islam lainnya menjadi bagian penting dalam mengartikulasikan semangat kebangsaan yang berlandaskan iman dan moralitas, yang dimana dalam konteks geopolitik saat itu, GPII dan Pemuda Islam lainnya mendesak Soekarno untuk segera memproklamirkan kemerdekaannya, yang dimana pemuda islam mengetahui akan jatuhnya jepang saat perang dunia II. Pemuda Islam tampil sebagai kekuatan moral dan intelektual yang menegaskan bahwa kemerdekaan Indonesia harus berpijak pada nilai keislaman yang berkeadilan sosial. Memasuki era Orde Lama, di tengah dinamika politik nasional dan konfrontasi ideologi antara blok Barat dan Timur, GPII berperan aktif menjaga keseimbangan nasional. Pemuda Islam menjadi jembatan antara idealisme keagamaan dan nasionalisme, berkontribusi dalam menjaga stabilitas sosial-politik agar bangsa tidak terpecah dengan dominasi Partai Komunis kala itu.
“Pada masa Orde Baru, ketika pembangunan ekonomi menjadi prioritas utama, GPII menyesuaikan diri dengan arah pembangunan nasional sambil tetap menjaga nilai-nilai perjuangan Islam yang berkeadilan. Pemuda Islam berperan dalam penguatan pendidikan, dakwah sosial, dan pemberdayaan ekonomi umat di tingkat akar rumput. GPII menegaskan pentingnya kemandirian bangsa dan menolak dominasi kekuatan luar yang dapat menggerus kedaulatan nasional,” jelasnya.
Masri ikoni juga melihat peran pemuda islam pada setiap zaman kepemimpinan pasca era reformasi. mulai dari kepemimpinan B.J. Habibie hingga Joko Widodo, pemuda Islam menghadapi tantangan baru: transisi demokrasi, kebebasan politik, dan globalisasi ekonomi.
• Di masa B.J. Habibie, pemuda Islam mendukung agenda reformasi moral dan intelektual, dengan fokus pada penguatan ilmu pengetahuan dan teknologi.
• Di masa Abdurrahman Wahid (Gus Dur), GPII menjadi bagian dari gerakan kebangsaan yang memperjuangkan pluralisme dan keadilan sosial.
• Pada era Megawati Soekarnoputri, pemuda Islam turut menjaga stabilitas politik dan ikut mengawasi arah demokrasi agar tetap berpihak pada rakyat kecil.
• Pada masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), GPII mendorong partisipasi pemuda Islam dalam pembangunan ekonomi berbasis kewirausahaan sosial.
• Di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi), pemuda Islam beradaptasi dengan era digital dan mendorong sinergi antara pembangunan infrastruktur fisik dengan semangat kemandirian ekonomi umat.
Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, pemuda Islam khususnya GPII memasuki babak baru perjuangan. Dengan visi nasional yang menekankan penguatan sumber daya manusia, ekonomi mikro, penguasaan sumber daya alam, dan ketahanan pangan nasional, pemuda Islam diharapkan menjadi aktor utama dalam transformasi digital dan ekonomi umat.
Kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI), big data, dan teknologi pertanian digital menjadi strategi baru pemuda Islam dalam meningkatkan produktivitas ekonomi mikro dan memperkuat sistem pangan nasional. GPII menempatkan diri sebagai katalisator antara teknologi dan masyarakat, membantu pelaku UMKM, petani, serta pesantren untuk beradaptasi dengan era digital secara mandiri dan berdaya saing.
“GPII percaya sesuai apa yang di utarakan bapak presiden Prabowo Soebianto pada pertemuan KTT APEC bahwa AI bukan ancaman, melainkan alat untuk mempercepat kesejahteraan umat bila digunakan secara bijak dan beretika. Pemuda Islam berkomitmen menjadi bagian dari infrastruktur pembangunan sosial, ekonomi, dan moral dalam kepemimpinan Prabowo.” pungkasnya.







Komentar