Sampah Bukan Masalah, tapi Potensi: KKMP dan HIPPI Dorong Inovasi Pengelolaan Berkelanjutan

Nasional34 views

Yogyakarta – Upaya mencari solusi konkret terhadap permasalahan sampah yang masih menjadi isu serius di Daerah Istimewa Yogyakarta, kali ini Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) Kota Yogyakarta bersama Kelurahan Koperasi Merah Putih (KKMP) dan Asterra menggelar Diskusi Terbatas Penanggulangan Sampah melalui Strategi Ekonomi Sirkular, Kamis siang (30/10) di Waroenk Mas Fatih, Padukuhan 3 RT 01 Ngebel, Tamantirto, Kasihan, Bantul.

Acara ini dihadiri oleh perwakilan Kelurahan Koperasi Merah Putih (KKMP) dari berbagai wilayah di Kota Yogyakarta, antara lain Demangan, Baciro, Wirobrajan, Karangwaru, Patangpuluhan, dan Kadipaten, serta jajaran pengurus DPC HIPPI Kota Yogyakarta, perwakilan DPC HIPPI Bantul dan perwakilan DPD HIPPI DIY.

Cloud Startup - Bikin Website Kamu Makin Ngebut

Sebagai narasumber hadir Wakil Wali Kota Yogyakarta, Wawan Harmawan, serta Budiyanto Subagyo, Ketua Bidang Energi Terbarukan DPC HIPPI Kota Yogyakarta.

Dalam paparannya, Wawan Harmawan menyampaikan apresiasi terhadap langkah KKMP yang turut berperan aktif dalam upaya penanggulangan sampah. Menurutnya, sinergi antara pemerintah, dunia usaha, dan komunitas masyarakat sangat penting dalam mewujudkan pengelolaan sampah yang berkelanjutan.

“Peran KKMP sangat strategis dalam membantu Pemerintah Kota Yogyakarta mengatasi persoalan sampah. Meskipun ke depan akan dibangun fasilitas PSEL (Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik), kegiatan pemilahan di TPST (Tempat Pengolahan Sampah Terpadu) serta di bank sampah harus terus dijalankan,” ujar Wawan Harmawan, yang juga Ketua Korwil Jateng/DIY/NTB DPP HIPPI Pusat.

Sementara itu, Budiyanto Subagyo menjelaskan bahwa agenda ini dilatarbelakangi oleh tingginya volume sampah plastik di wilayah DIY yang mencapai 211 ton per hari (27,59%), dengan sebagian besar merupakan sampah plastik bernilai ekonomi rendah, seperti plastik kresek, bungkus mi instan, dan styrofoam.

“Kita perlu membangun sinergi di antara seluruh elemen penggiat sampah, mulai dari TPS3R, TPST, Bank Sampah, hingga BUMKel, untuk menciptakan solusi nyata. Salah satunya melalui pembangunan pirolisis plastik, yang mampu mengubah plastik menjadi minyak siap pakai bagi industri, seperti yang telah diuji coba di pabrik Madukismo, Bantul,” jelas Budiyanto.

Diskusi ini menjadi momentum penting bagi para penggiat koperasi dan pelaku ekonomi lokal untuk memperkuat strategi ekonomi sirkular di bidang pengelolaan sampah. Melalui pendekatan ini, diharapkan nilai ekonomi dari sampah dapat ditingkatkan sekaligus mengurangi beban lingkungan di Kota Yogyakarta dan sekitarnya.

Komentar