One Piece atau HTI Ancaman Kemerdekaan?

Suara Citizen380 views

Oleh Ayik Heriansyah
Pengurus Lembaga Dakwah PWNU Jawa Barat

Dalam diskusi publik bertajuk “One Piece, Kritik atau Ancaman Kemerdekaan?” di kanal YouTube UIY Official (10 Agustus 2025), M. Ismail Yusanto (Jubir HTI) menegaskan bahwa amar ma’ruf nahi munkar adalah kewajiban agama. Pernyataan ini benar secara prinsip, namun perlu dikaji lebih dalam agar tidak disalahpahami dan disalahgunakan.

Cloud Startup - Bikin Website Kamu Makin Ngebut

Amar ma’ruf nahi munkar adalah perintah Allah untuk mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran. Ia bukan sekadar aktivitas sosial, melainkan ibadah yang memiliki syarat spiritual: niat yang ikhlas, cara yang santun, dan tujuan yang murni. Ketika ibadah ini disusupi ambisi politik atau keinginan menggulingkan kekuasaan, maka ia berubah dari cahaya perbaikan menjadi bara makar.

Nabi Ibrahim dan Nabi Musa adalah contoh agung dalam berdakwah kepada penguasa zalim. Mereka tidak datang dengan amarah, ejekan, atau tuntutan pemakzulan. Mereka datang dengan kelembutan, hikmah, dan kesabaran. Habib Umar bin Hafidz menekankan bahwa nahi munkar harus dilakukan dengan cara yang ma’ruf—bukan dengan cara yang munkar seperti caci maki, fitnah, atau kekerasan (NUOnline, 27/09/2019).

Dakwah para nabi tidak bertujuan merebut kekuasaan, melainkan memperbaiki akidah dan akhlak. Inilah esensi amar ma’ruf nahi munkar yang sejati: menyampaikan kebenaran tanpa merusak tatanan.

Negarawan sejati tidak harus menjadi penguasa. Ia bisa lahir dari rakyat biasa, ulama, akademisi, atau aktivis. Yang membedakan mereka adalah kesabaran, kasih sayang terhadap negeri, dan ketaatan kepada pemimpin yang sah. Mereka tidak memelihara kebencian, tidak tergoda untuk memecah belah bangsa, dan tidak mudah putus asa.

Ibnu ‘Athaillah dalam _al-Hikam_ menulis: “Di antara tanda-tanda bersandar kepada amal adalah berkurangnya rasa harap ketika terjadi kesalahan.”

Negarawan sejati bersandar pada rahmat Allah, bukan pada strategi politik. Mereka percaya bahwa perubahan sejati datang dari kesabaran dan doa, bukan dari agitasi dan pemberontakan.

Menuntut pemakzulan Presiden, keluar dari ketaatan kepada pemerintah, atau melakukan aksi anarki bukanlah bentuk amar ma’ruf nahi munkar. Itu adalah bentuk keputusasaan yang dibungkus dengan simbol agama. Islam tidak mengajarkan pemberontakan, tapi mengajarkan dialog, nasihat, dan kesabaran.

Ketika amar ma’ruf nahi munkar dijadikan alat politik, ia kehilangan esensinya sebagai ibadah. Ia berubah menjadi alat provokasi yang mengancam stabilitas dan persatuan umat.

Amar ma’ruf nahi munkar adalah ibadah, bukan alat politik. Ia harus dijaga dari ambisi kekuasaan dan kepentingan pribadi. Tugas setiap Muslim adalah memastikan bahwa dakwah yang dilakukan benar-benar untuk Allah, bukan untuk agenda tersembunyi.

Bagaimana kita bisa memastikan niat kita tetap murni saat melakukan amar ma’ruf nahi munkar Jawabannya: dengan introspeksi, ilmu, dan adab. Mari kita jaga kemurnian dakwah. Mari kita jadi negarawan sejati yang membangun bangsa dengan cinta, bukan dengan amarah. Karena perubahan sejati datang dari hati yang lapang, bukan dari tangan yang menggenggam batu.

Akhirnya kita dapat menjawab sendiri, sebenarnya one piece atau HTI yang menjadi ancaman terhadap kemerdekaan Republik Indonesia.

Komentar