Jakarta – Sekretaris Jenderal Gerakan Umat Islam Kaffah (GUIK), Sayuti, menanggapi secara tegas konten yang diunggah oleh kanal YouTube Off The Record FNN yang berjudul “BAHAYA! KESEPAKATAN TRUMP-PRABOWO, AS KELOLA DATA WARGA RI. KERACUNAN MASSAL MBG BERULANG”. Sayuti menilai konten tersebut bermuatan framing berlebihan dan membangun keresahan publik tanpa dasar yang kuat.
“Ini bukan edukasi publik, tapi propaganda ketakutan. Masyarakat perlu kritis terhadap narasi sensasional yang menuduh tanpa bukti sahih,” ujar Sayuti dalam keterangan tertulis, Kamis (25/7/2025).
Sayuti mengatakan bahwa isu keamanan data dan kerja sama antarnegara adalah ranah kebijakan negara yang harus dikawal dengan akal sehat dan mekanisme hukum yang berlaku, bukan dengan membangun teori konspirasi yang justru memperkeruh suasana nasional.
Ia menegaskan bahwa tidak ada fakta otentik atau bukti valid yang menunjukkan adanya kesepakatan gelap antara Presiden Prabowo dan mantan Presiden AS Donald Trump terkait pengelolaan data pribadi warga Indonesia.
“Yang kita perlukan hari ini adalah literasi digital, bukan literasi ketakutan. Jika memang ada dugaan pelanggaran kedaulatan data, buktikan lewat saluran hukum dan pengawasan parlemen, bukan lewat konten YouTube yang menebar asumsi liar,” tegasnya.
Terkait dengan isu keracunan massal yang disebut berulang dalam narasi FNN, Sayuti meminta masyarakat tidak langsung menghubungkan kasus-kasus tersebut ke skema geopolitik atau ekonomi global tanpa penelusuran ilmiah dan medis yang sahih.
“Kesehatan publik adalah isu serius yang tidak boleh dimanipulasi untuk kepentingan politik. Jangan jadikan korban keracunan sebagai amunisi opini, apalagi jika motifnya hanya untuk membunuh karakter pemerintah,” imbuh Sayuti.
Gerakan Umat Islam Kaffah (GUIK) juga mendorong pemerintah untuk terus meningkatkan transparansi terkait kebijakan strategis, termasuk perlindungan data pribadi, namun menolak keras cara-cara penyebaran ketakutan yang tidak berdasar dan berpotensi memecah belah bangsa.
“Kami mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersatu menjaga marwah bangsa. Mari lawan disinformasi dengan nalar sehat, bukan dengan amarah atau ketakutan yang disulut oleh judul-judul bombastis,” tutup Sayuti.







Komentar