Melihat yang Tak Terlihat: Dokumenter dan Wajah Nyata Krisis Iklim

Nasional4,719 views

Jakarta — Film bisa menjadi cara untuk membumikan isu krisis iklim agar lebih mudah diterima publik luas. Melalui film pula, suara-suara dari kelompok rentan yang selama ini tidak diberi ruang dan tidak didengarkan bisa diangkat dan diperjuangkan. Hal ini disampaikan oleh Yosi Amelia, Program Lead Yayasan Madani Berkelanjutan, dalam gelaran Tropis Talks Vol. 02: Nobar & Ngobrol DEMO(k)RAS(i) pada Sabtu, 19 Juli 2025.

“Kelompok rentan seperti anak muda, nelayan tradisional, petani kecil, komunitas miskin kota hingga masyarakat adat merupakan kelompok yang paling terdampak, tetapi mereka memiliki kapasitas yang sangat terbatas untuk merespon dan bertahan dari dampak krisis iklim. Keadilan iklim hadir sebagai upaya untuk mengurangi, bahkan menghilangkan ketimpangan itu. Harapannya film ini dapat mengangkat isu krisis iklim dari lokal ke global, dan menjadi alat untuk menyuarakan keadilan iklim bagi kelompok rentan,” ujar Yosi.

Cloud Startup - Bikin Website Kamu Makin Ngebut

Diskusi ini digelar usai pemutaran film dokumenter DEMO(k)RAS(i): Keadilan Iklim bagi Seluruh Rakyat Indonesia karya Ahsania Aghnetta, yang juga turut hadir dalam perbincangan.

Menurut Aghnetta, film ini merekam beragam kesenjangan dampak krisis iklim yang mewakili wilayah urban, sub-urban, hingga rural. “Di Jakarta, meskipun dekat dengan pusat pemerintahan, nyatanya masih ada lapisan masyarakat seperti buruh kecil dan disabilitas yang menjadi blindspot dan tidak terwakilkan dalam kebijakan, di Demak masyarakat yang berhadapan langsung dengan krisis iklim justru diperparah kerentanannya oleh pembangunan yang tidak memihak. di sinilah peran dokumenter sebagai media yang jujur untuk membuka ruang agar suara-suara rakyat dapat didengar,” jelasnya.

Ari Wijanarko Adipratomo, Policy and Advocacy Manager The Climate Reality Project Indonesia, menegaskan bahwa anak muda punya ruang dan kesempatan besar untuk terlibat dalam advokasi kebijakan iklim.

“Kebijakan publik harus diwarnai oleh suara anak muda yang merasakan dampaknya secara langsung,” katanya.

Diskusi ini juga menghadirkan Cania Citta, Co-founder Malaka. Dan acara ditutup dengan pertunjukan musik dari Jui Purwoto & Orkes Swaracau. Tropis Talks adalah ruang diskusi publik yang digagas oleh MADANI Berkelanjutan untuk mempertemukan publik dengan isu-isu hutan, iklim, dan keadilan sosial dalam format yang menyenangkan. Seri kedua ini mengangkat tema “Krisis Iklim Bukan Sekadar Cuaca, Tapi Juga Kebijakan, Konflik Lahan, dan Suara yang Tak Didengar.”

Tropis Talks Vol. 02 dilaksanakan pada Sabtu, 19 Juli 2025 di Jakarta, diikuti oleh peserta lintas generasi. Selain pemutaran film dokumenter DEMO(k)RAS(i), kegiatan juga menghadirkan diskusi dengan para narasumber kunci dan pertunjukan musik.

Komentar