Narasi Menyesatkan FNN Disorot KPN: Publik Butuh Optimisme, Bukan Framing Pesimisme

Berita Utama1,513 views

Jakarta – Komunitas Pemikir Nusantara (KPN) menyayangkan munculnya narasi yang dipublikasikan melalui kanal Off The Record FNN yang dianggap menyudutkan Presiden Prabowo Subianto dengan potongan-potongan pernyataan yang telah keluar dari konteks aslinya.

Juru Bicara KPN, Miftah menegaskan bahwa pernyataan Presiden Prabowo soal “kabur aja dulu” merupakan bentuk sindiran balik terhadap kelompok pesimistis yang terus-menerus menyebarkan kecemasan dan ketidakpercayaan terhadap masa depan Indonesia.

Cloud Startup - Bikin Website Kamu Makin Ngebut

“Narasi yang dibangun dalam video tersebut cenderung menyesatkan publik. Padahal, Presiden Prabowo justru ingin menyampaikan optimisme, bahwa bangsa ini tidak sepatutnya dibawa ke arah keraguan dan mental inferior,” tegas Miftah di Jakarta, hari ini.

Miftah menjelaskan, Prabowo tidak pernah menyuruh rakyat untuk ‘kabur’ ke luar negeri. Sebaliknya, Presiden menegaskan bahwa rakyat Indonesia harus bangga dan berjuang bersama di tanah air, serta tidak terpengaruh dengan propaganda ketakutan yang dibayar oleh kepentingan-kepentingan terselubung.

“Justru beliau memperingatkan bahwa ada upaya sistematis untuk membuat bangsa ini terus gaduh dan pesimistis. Bahkan, Prabowo secara tegas menyebut bahwa dalang di balik kegaduhan ini adalah para koruptor yang terusik oleh agenda reformasi dan pemerintahan bersih yang sedang diperjuangkan,” tambahnya.

Terkait soal peluang kerja ke luar negeri, Miftah menilai bahwa upaya pemerintah membuka pintu kerja internasional adalah strategi diplomasi tenaga kerja yang realistis dan solutif, bukan upaya menyuruh warga ‘lari’ dari Indonesia.

“Kalau ada menteri yang mendorong ekspansi tenaga kerja profesional Indonesia ke luar negeri, itu bagian dari strategi penguatan daya saing global. Jangan dibelokkan seolah-olah itu instruksi untuk angkat kaki dari negeri sendiri,” jelas Miftah.

KPN mengingatkan semua pihak, termasuk media alternatif dan kanal YouTube opini, untuk tetap memegang prinsip tanggung jawab moral dan intelektual, serta tidak menjebak publik dalam framing menyesatkan hanya demi sensasi klik dan popularitas.

“Pemerintahan ini baru berjalan. Mari beri ruang untuk bekerja. Jangan terus membajak narasi publik dengan pesimisme dan asumsi sepihak yang tidak berdasar,” tutup Miftah.

Komentar