Jakarta – Perkembangan teknologi yang begitu pesat menuntut setiap institusi untuk beradaptasi, tak terkecuali Kepolisian Republik Indonesia (Polri). Di usia ke-79 tahun ini, Polri tengah berbenah dan mulai beralih ke sistem elektronik sebagai bagian dari langkah reformasi menuju institusi yang lebih terbuka, modern, dan siap menghadapi tantangan masa depan.
Peringatan Hari Bhayangkara ke-79 yang jatuh pada tahun ini menjadi simbol harapan masyarakat agar Polri senantiasa hadir di tengah rakyat, memberikan pelayanan terbaik, serta menunjukkan komitmen terhadap penegakan hukum yang adil dan transparan. “Dirgahayu Polri! Polri untuk masyarakat!” menjadi seruan semangat yang digaungkan banyak pihak dalam menyambut hari bersejarah ini.
Namun demikian, tak dapat dipungkiri bahwa perayaan tahun ini dibayang-bayangi oleh sejumlah isu negatif yang menerpa institusi kepolisian. Mulai dari dugaan penyalahgunaan wewenang, keterlibatan oknum aparat dalam tindak pidana, hingga kritik atas rendahnya transparansi dalam penegakan hukum. Sorotan tajam terhadap kasus-kasus yang belum terselesaikan turut menimbulkan keraguan publik atas komitmen reformasi internal di tubuh Polri.
Masyarakat semakin mendesak adanya perubahan nyata dalam tubuh Polri. Tuntutan untuk peningkatan profesionalisme, akuntabilitas, serta penguatan pengawasan internal dan eksternal semakin mengemuka.
Ahmad Hanafi, salah satu tokoh masyarakat, menyatakan dukungannya terhadap langkah-langkah reformasi yang dilakukan Polri. Ia menegaskan bahwa reformasi menyeluruh bukan hanya sebuah keharusan, tetapi juga bentuk penghormatan terhadap kepercayaan rakyat. Menurutnya, setiap laporan masyarakat harus diproses dengan serius dan ditindaklanjuti secara transparan, sebagai wujud responsivitas Polri terhadap aspirasi publik.
“Ini bukan soal kritik, melainkan dorongan agar Polri bisa benar-benar menjadi institusi yang profesional, humanis, dan berpihak pada keadilan,” ujarnya.
Ahmad Hanafi juga memberikan apresiasi terhadap upaya Kapolri dalam membenahi sistem internal kepolisian. Ia menilai langkah-langkah yang diambil menunjukkan komitmen yang kuat untuk menciptakan Polri yang lebih baik, baik dari sisi organisasi, penegakan disiplin, hingga perbaikan sistem pengawasan.
Hari Bhayangkara ke-79 bukan hanya perayaan simbolik, tetapi harus menjadi momentum evaluasi menyeluruh untuk memperkuat integritas, meningkatkan pelayanan publik, dan membangun kembali kepercayaan masyarakat terhadap Polri. Sebab, hanya dengan komitmen dan kerja keras yang berkelanjutan, Polri dapat benar-benar menjadi pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat yang sejati.







Komentar