Jakarta, Berkeadilan.com – Jaksa Agung Republik Indonesia, Sanitiar Burhanuddin, menegaskan komitmennya dalam memberantas korupsi di seluruh lapisan pemerintahan. Dalam arahannya pada Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pemda di Sentul, Kabupaten Bogor, Burhanuddin mengungkapkan bahwa korupsi masih menjadi masalah serius yang harus ditanggulangi secara menyeluruh, mulai dari tingkat pusat hingga ke desa-desa. (7/11/24)
Korupsi Masih Menghantui Indonesia
Menurut Burhanuddin, korupsi di Indonesia sudah mencapai tingkat yang memprihatinkan. Presiden Prabowo Subianto sebelumnya menyebutkan dalam pidatonya bahwa negara ini telah kehilangan hampir 30% anggaran karena kebocoran keuangan. Bahkan, laporan terbaru dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menyebutkan bahwa hanya 9% dari pemerintahan yang benar-benar mengikuti aturan dengan tertib, sementara sisanya—sekitar 91%—dinyatakan bersih dari korupsi.
Pemberantasan Korupsi: Dari Pusat Hingga Ke Desa
Burhanuddin menegaskan bahwa pemberantasan korupsi tidak cukup hanya dengan penegakan hukum, tetapi harus dimulai dari langkah pencegahan yang melibatkan semua pihak. Ia mengutip visi Presiden Prabowo Subianto, yang menekankan penguatan reformasi hukum dan birokrasi, serta memperkuat upaya pemberantasan korupsi.
“Dulu, korupsi hanya terjadi di pusat pemerintahan, tetapi dengan adanya otonomi daerah, kini praktik korupsi telah menjalar hingga ke tingkat desa. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah daerah untuk memiliki sistem yang transparan dan akuntabel,” ujarnya.
Mendorong Pimpinan Daerah untuk Bersih dari Korupsi
Burhanuddin menyoroti pentingnya kepemimpinan yang bersih sebagai pondasi dalam pemberantasan korupsi. Ia mengingatkan bahwa seorang pimpinan yang korup akan menciptakan budaya yang sama di bawahnya. Sebaliknya, seorang pemimpin yang bersih akan mempengaruhi bawahannya untuk bekerja dengan integritas.
“Jika kepala pemerintahan atau unit kerja bersih, anak buahnya akan takut melakukan perbuatan tercela. Tetapi, jika pimpinan korup, maka bawahannya juga akan berperilaku seperti rampok. Ingat itu!” tegas Burhanuddin.
Pemberantasan Korupsi Dimulai dari Diri Sendiri
Jaksa Agung juga menekankan bahwa pemberantasan korupsi harus dimulai dari individu itu sendiri. Ia mengajak seluruh aparat pemerintah dan masyarakat untuk berkomitmen menjaga integritas dan menghindari praktik korupsi.
“Korupsi harus kita lawan mulai dari diri kita sendiri. Jangan hanya berteori, tapi buktikan dengan tindakan nyata,” ajak Burhanuddin.
Dalam kesempatan itu, Burhanuddin juga mengingatkan bahwa citra Indonesia di mata dunia sebagai negara yang masih banyak terlibat dalam korupsi perlu diperbaiki. “Mari kita cintai negeri ini dengan tidak melakukan korupsi. Indonesia masih memiliki jati diri, dan kita harus berjuang untuk membangunnya kembali,” ujarnya dengan tegas.
Menutup Dengan Pesan Moral
Burhanuddin menutup sambutannya dengan mengutip pernyataan Presiden Prabowo Subianto, yang menyatakan bahwa “ikan yang busuk dimulai dari kepala”. Hal ini dimaksudkan untuk mengingatkan bahwa pemberantasan korupsi harus dimulai dari kepemimpinan yang bersih dan berintegritas, agar dampaknya dapat dirasakan di seluruh lapisan pemerintahan, dari pusat hingga desa.
“Jika kepala pemerintahan bersih, maka seluruh sistem akan ikut bersih,” pungkas Jaksa Agung ST Burhanuddin. (Jodi)
Komentar