SEMARANG – Menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan menjadi salah satu perhatian di Akademi Kepolisian (Akpol) dalam rangka memujudkan akademi ini berkelas internasional alias World Class Police Academy.
Hal itu dikatakan Gubernur Akpol Irjen Pol. Krisno Halomoan Siregar saat diwawancarai di kediamannya, Kompleks Akpol, Kota Semarang, Jumat (19/7/2024).
“Setidaknya ada tiga hal yang diprioritaskan di sini, membangun fasilitas pendidikan modern, memelihara kebersihan lingkungan dan membangun karakter unggul melalui perubahan cara berfikir, ini semuanya berkaitan untuk mewujudkan Akademi Kepolisian menuju kelas dunia, world class,” kata Irjen Krisno.
Dia menceritakan, kompleks Akpol ini luas totalnya 120 hektare, di mana 40 persennya digunakan sebagai gedung belajar dan hunian personel sekira 60 persen digunakan sebagai ruang terbuka, termasuk di antaranya hutan kota, jogging track, kolam pemancingan hingga sungai.
Ruang terbuka itu, sebut Irjen Krisno, tentunya mendukung pembentukan para calon pimpinan Polri yang sedang digembleng di sini. Artinya, sejak menjadi taruna, mereka sudah dibiasakan untuk selalu menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan di sekitar mereka tinggal.
Menanamkan cara berpikir seperti itu, Irjen Krisno memberikan contoh langsung. Dia rutin seminggu dua kali, di pagi atau sore, berjalan atau lari berkeliling kompleks Akpol. Termasuk ke blok-blok hunian di sana.
Jika menemukan sampah plastik atau botol, Irjen Krisno tak segan memungutinya langsung dan membuangnya ke tempat sampah. Beberapa ajudan yang mengikutinya, akhirnya terbiasa dengan pola Irjen Krisno, sehingga kerap membawa kantung sampah ketika mengikuti berkeliling kompleks.
“Saya tidak bisa ngomong (agar orang lain menjaga kebersihan), kalau saya sendiri tidak bisa memberi contoh. Saya memang sejak kecil kan hidup di asrama, Asrama Angkatan Laut Ikan Hiu di Titipapan Medan, dan sudah terbiasa bareng-bareng membersihkan lingkungan, saya terinspirasi dari situ,” beber alumni Akpol 1991 itu.
“Saya senang dengan kebersihan. Saya di sini sudah satu tahun tiga bulan, tiap saya jalan, saya lakukan itu (memungut sampah yang ditemuinya di jalan), kalau ditanya kok Gubernur Akpol ada waktu untuk hal-hal seperti itu, saya jawab kalau itu jadi prioritas pasti punya waktu untuk itu,” sambungnya.
Dua ajudannya, Tobing dan AKP Agil Sampurna mengiyakan jika Irjen Krisno rutin melakukan itu.
“Tiap beliau jalan selalu begitu (memunguti sampah yang ditemui), jadi akhirnya saya selalu bawa plastik sampah. Kalau ketemu petugas kebersihan yang bergerombol, juga langsung difoto dikirimkan ke atasan mereka (penanggungjawabnya), nggak efektif kan kalau bergerombol,” papar Tobing saat diwawancara di kompleks kediaman Irjen Krisno.
Perihal menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan oleh polisi kelas dunia juga dilihat sendiri oleh Irjen Krisno ketika berkesempatan mengikuti sekolah di ILEA Bangkok, ILEA Rosewel USA dan Australian Federal Police (AFP) di Canberra Australia. Irjen Krisno juga berkesempatan mengunjungi Police Academy di Ankara Turki dan Hanoi Vietnam.
“Pengalaman saya, tidak menemukan sampah di hutan New South Wales National Park (Australia), ketika berlatih outbond, kalau ada sampah diambil oleh peserta latihan,” ceritanya.
Untuk menjaga kelestarian lingkungan dan hutan di Akpol, Irjen Krisno menyebut tidak ingin menambah gedung-gedung baru, namun merawat dan memaksimalkan apa yang sudah ada. Untuk ini, Irjen Krisno menyebut sudah berkoordinasi dengan Slog Polri untuk itu, maintenance dan renovasi.
“Saya juga bikin kompetisi kebersihan antar-blok, nanti pas syukuran Hari Ulang Tahun Akpol (1 Oktober) saya umumkan siapa yang menang,” tandasnya.
Komentar