JAKARTA – Inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan (GNK) Habib Syakur Ali Mahdi Al Hamid merasa apa yang disampaikan oleh Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab tentang Polri berlebihan.
Ia menilai justru apa yang dilontarkan oleh Habib Rizieq bisa dikategorikan sebagai hasutan agar masyarakat cenderung benci pada Polri.
“Itu berlebihan, bahkan bisa dikategorikan kriminal verbalistik,” kata Habib Syakur kepada wartawan, Rabu (10/7).
Ia menyarankan agar para pemuka agama seperti Habib Rizieq bisa bertutur kata yang arif dan bijaksana, bukan malah menebar kebencian dan menghasut masyarakat.
“Ulama yang baik adalah ulama yang tahu bagaimana mengelola jamaah agar bisa menjadi pribadi yang terbaik. Bukan malah menghasut dan adu domba, justru ini karakter ulama su’ (ulama yang buruk),” ujarnya.
Lebih lanjut, Ulama asal Malang Raya ini menilai bahwa persoalan penanganan beberapa kasus viral di Kepolisian harus didukung oleh masyarakat agar bisa lekas tuntas.
Ia yakin, Polri akan bekerja sangat profesional dam akuntabel. Apalagi di era kemajuan teknologi informasi, publik sangat leluasa melakukan pengawasan dan kontrol terhadap semua yang dikerjakan oleh pemerintah dan aparat negara, termasuk Kepolisian.
“Polisi tak ada pilihan lain selain menjaga integritasnya. Kita kawal kinerja Kepolisian kita agar on the track, tak perlu kita adu domba umat untuk membenci Polri, itu tidak baik dan tidak bijaksana,” tuturnya.
Sebelumnya diberitakan, bos besar Front Persaudaraan Islam (FPI), Habib Rizieq kembali melontarkan reaksi atas sederet kasus yang dianggapnya penuh kejanggalan. Salah satunya soal pembunuhan Vina Cirebon dan Eki pada tahun 2016 lalu.
Dikutip dari tayangan YouTube YT DRIVE, Habib Rizieq dalam ceramahnya menyebut, bahwa saat ini permainan iblis ada banyak dan memiliki berbagai cara strategi licik untuk menjerumuskan.
“Iblis strateginya licik, jahat saudara. Ya sekarang juga banyak iblis jahat. Setiap kejadian CCTV hilang melulu. Iblis itu namanya,” kata Habib Rizieq di hadapan sejumlah jamaahnya.
Ia lantas menyebut sejumlah kasus yang dianggapnya janggal lantaran tak ada CCTV.
“Peristiwa KM 50 CCTV hilang. Peristiwa Sambo CCTV hilang. Peristiwa Afif CCTV hilang. Peristiwa Vina Cirebon CCTV hilang. Kok hilang melulu ya?” tanya Rizieq keheranan.
“Tapi giliran nilang orang CCTV-nya ada, kacau. Kita lagi bayar STNK, oh anda punya denda satu juta, dari mana? Ini ada foto-fotonya, ente enggak pakai sabuk pengaman, ente melanggar lampu merah kok tahu? Ada CCTV,” tuturnya.
“Giliran nilang CCTV ada. Kacau. Giliran ngebunuh orang CCTV enggak ada. Kita rakyat dianggap bego semua,” timpalnya lagi.
Komentar