Sumatera Utara – Kegiatan pengkajian strategi implementasi Buku Teks Utama (BTU) Pendidikan Pancasila pada satuan pendidikan di bawah koordinasi Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) di Provinsi Sumatera Utara yang diselenggarakan oleh Direktorat Pengkajian Implementasi Pembinaan Ideologi Pancasila pada Kedeputian Bidang Pengkajian dan Materi Badan Pembinaan Ideologi Pancasila telah dilaksanakan dengan sukses pada tanggal 17 dan 18 Mei 2024 di Medan Sumatera Utara.
Acara ini mengundang berbagai pemangku kepentingan seperti Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara dan seluruh Kepala Kemenag kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara, Ketua DPRD Provinsi Sumatera Utara Bapak Sutarto, perwakilan dari Kemenag RI, Ibu Chundasah, Staff Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP Antonius Benny Susetyo, Kepala Pusat Studi Pancasila Bapak Agus Wahyudi, Direktur Polhumkam BRIN Bapak Moch. Nurhasim, perwakilan dari Kementerian Dalam Negeri Bapak Bangun, serta tim Direktorat Pengkajian Implementasi BPIP untuk berdiskusi dan mengevaluasi langkah-langkah strategis dalam mengajarkan Pancasila di era modern.
Sebagai pembicara Kunci Dr. Antonius Benny Susetyo buku teks utama pendidikan Pancasila tidak hanya berisi materi hapalan tetapi juga praktik nyata yang bertujuan untuk menumbuhkan rasa cinta kepada Tuhan, sesama manusia, dan tanah air. Ia menekankan bahwa guru harus mampu menggunakan buku ini untuk mengajarkan Pancasila secara menyenangkan dan reflektif, bukan sebagai doktrin semata.
“Tujuan dari buku ini adalah untuk memuat ilmu dan memperkuat pemahaman mengenai Pancasila. Buku ini telah ditulis secara cermat oleh penulis dari tiap tingkat pendidikan. Di dalamnya juga lebih berisi praktik, bukan hanya hapalan. Buku Teks untuk Guru juga disediakan sebagai panduan kepada Guru sebagai tujuan pembelajaran untuk mempraktekkan Pancasila kepada anak-anak dengan menyenangkan, bukan doktrin seperti dulu,” ujar Benny.
Doktor Ilmu Komunikasi Politik tersebut mengakui tantangan dalam menerapkan Pancasila di masa kini, terutama dengan adanya ideologi asing yang masuk. BPIP telah berupaya membangun sinergi dengan konten kreator muda untuk merebut ruang publik dan mengaktualisasikan Pancasila dalam kehidupan modern, terkait Buku Teks Utama Pendidikan Pancasila Benny menjelaskan sudah ada upaya pen-digitalisasi-an, meski sosialisasinya masih kurang masif.
“Seperti kita melihat, BPIP membangun sinergi dengan anak-anak muda konten creator supaya bersama-sama merebut ruang publik,seperti ini juga Buku teks utama harus disosialisasikan agar pembumian pancasila benar benar terlaksana di ruang publik,” tutup Benny.
Sementara Itu Direktur Politik dan Pertahanan Keamanan Badan Riset Nasional Moch. Nurhasim sebagai pembicara menyatakan bahwa , “Ketika ada upaya untuk mendorong Pancasila untuk masuk kurikulum, harus lebih giat karena perkembangan teknologi zaman sekarang juga menuntut orangt ua dan guru untuk membuat inovasi pembelajaran, walaupun harus diingat tidak boleh keluar dari kaidah-kaidah pembelajaran.”
Kegiatan yang dihadiri oleh 50 orang dari Berbagai Pemangku kepentingan yang terkait dengan Buku Teks Utama Pancasila ini ditutup dengan kesimpulan bahwa implementasi BTU Pendidikan Pancasila memerlukan sinergi dan kolaborasi antara berbagai pihak, termasuk BPIP, Kemenag, Kemendikbud, dan Pemda. Diperlukan inovasi dalam metode pembelajaran dan sosialisasi yang masif untuk menghadapi tantangan era globalisasi dan teknologi canggih.
Dukungan regulasi dan anggaran dari pusat hingga daerah menjadi kunci keberhasilan implementasi Pendidikan Pancasila yang menyeluruh. Kegiatan ini diharapkan menjadi langkah awal yang signifikan dalam menguatkan pendidikan Pancasila di satuan pendidikan di bawah koordinasi Kemenag RI di Provinsi Sumatera Utara, serta memberikan dampak positif bagi upaya sosialiasi Penggunaan Buku Teks Utama Pancasila terhadap seluruh satuan pendidikan.
Komentar