TB Hasanuddin Desak Menhan Prabowo Hentikan Pembelian Jet Tempur Bekas

Berita Utama2,860 views

JAKARTA, Berkeadilan.com – Anggota Komisi I DPR RI Mayjen TNI (Purn) TB Hasanuddin, meminta agar Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto menghentikan pembelian 12 jet tempur Mirage 2000 – 5 bekas Qatar Air Force (QAF).

Legislator PDI Perjuangan ini mendesak agar Kementerian Pertahanan menunggu pesawat tempur multifungsi Rafale dari Prancis.

“Sebanyak 42 unit pesawat tempur Rafale baru akan datang 3-5 tahun ke depan, secara bertahap. Saran saya lebih baik menunggu Rafale saja, karena membeli Mirage 2000-5 bekas pun harus menunggu 2 tahun,” katanya kepada wartawan, Selasa (4/7/2023).

Hasanuddin juga mempertanyakan urgensi pembelian pesawat tempur bekas oleh Kemhan RI.

“Kondisi apa yang mendesak sampai kita harus beli pesawat tua. Kalau toh terburu waktu dengan alasan butuh pesawat pengganti dalam waktu dekat , kenapa misalnya tidak ambil pesawat Mirage 2000 – 9 milik Uni Emirat Arab yang juga mau dijual, ini lebih muda dari Mirage 2000 – 5 milik Qatar,” ujarnya.

TB Hasanuddin mengatakan, meski Kemenhan sudah teken kontrak dengan PT EXCALIBUR, namun masih bisa di batalkan bila ada ketidak cocokan harga.

“Idealnya pembelian ini kan dilakukan G to G. Dan untuk lebih akuntable disarankan BPK/BPKP turun tangan,” ujarnya.

Sebagai mantan perwira tinggi militer, Hasanuddin juga mengingatkan soal pertimbangan bahwa alutsista bekas juga akan membutuhkan biaya suku cadang pemeliharaan serta punya masalah umur pakai (lifetime).

Bahkan Hasanuddin mengungkapkan bahwa pembelian pesawat bekas yang dilakukan Prabowo Subianto bertentangan dengan perintah Presiden Joko Widodo.

Adapun, pengadaan Mirage 2000 bekas ini telah dituangkan dalam kontrak jual beli bernomor: TRAK/181/PLN/I/2023/AU tertanggal 31 Januari 2023.

Nilai kontrak pengadaan ini sebesar 733.000.000 euro atau Rp 11,8 triliun lebih.

Pembelian 12 Mirage ini terdiri atas sembilan pesawat bertempat duduk tunggal dan tiga pesawat bertempat duduk ganda.

Pengadaan juga telah mencakup 14 unit engine and T-cell, technical publications, GSE, spare, test benches, A/C delivery, FF & insurance, dukungan servis selama tiga tahun, pelatihan pilot, teknisi, dan infrastrukur, serta persenjataan. []

Komentar