JAKARTA, Berkeadilan.com – Indonesia dibangun dengan keberagaman budaya. Keberagaman merupakan keniscayaan yang dimiliki Indonesia. Kemajemukan menjadi identitas Indonesia dengan ratusan suku, bahasa, serta adat istiadat yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Hal tersebut disampaikan Presiden RI, Joko Widodo saat menyampaikan pidato kebudayaannya pada penutupan gelaran Konferensi Internasional Budaya Sunda (KIBS) III tahun 2021 tahap I, yang diselenggarakan secara virtual, Jumat sore, (3/12/2021).
Dalam kesempatan yang sama, Jokowi juga memberikan apresiasi kepada panitia penyelenggara KIBS III. Diketahui, KIBS yang diselenggarakan setiap 10 tahun sekali menjadi sangat penting dilakukan untuk merumuskan pemikiran-pemikiran baru yang diadaptasikan dengan perkembangan zaman saat ini. “KIBS dan kegiatan serupa harus dilaksanakan dalam rangka melestarikan kebudayaan tanah air. Terlebih saat ini kta dihadapkan dengan era digital sehingga penyebarluasan informasi budaya juga bisa dilakukan dengan cara-cara baru,” ungkap Jokowi.
Jokowi menegaskan, dalam upaya pelestarian budaya, panggung-panggung budaya lokal harus diperbanyak dan kreasi-kreasi baru harus dikembangkan. Dari cara-cara baru yang dilakukan, maka Budaya Sunda bisa bertahan. “Kita juga harus memanfaatkan teknologi dan seluruh platform media sosial untuk menyebarluaskan dan memperkenalkan kebudayaan Indonesia,” tegas Jokowi.
Lebih lanjut Jokowi mengatakan, dari Budaya Sunda kita belajar bagaimana Masyarakat Indonesia harus saling asih, saling asah, dan saling asuh. “Dari Budaya Sunda kita belajar saling asih, asah, dan asuh. Spirit ini memperkokoh pondasi persatuan Indonesia,” tutup Jokowi.
Diketahui, KIBS III tahun 2021 ini mengusung tema “Merambah Jalan baru Kebudayaan Sunda” yang diikuti oleh lebih kurang 1000 peserta dan para panelis yang juga berasal dari luar negeri, seperti Malaysia dan Jerman. KIBS III tahap I diselenggarakan sejak 01 hingga 03 Desember 2021. Rangkaian KIBS III tahap I ditutup dengan penyampaian pidato kebudayaan oleh Presiden RI Joko Widodo dan ditutup secara resmi oleh Ketua Yayasan Kebudayaan Rancage, Titi Surti Nasiti. []
Komentar