Jakarta, Berkeadilan.com – Pakar hukum tata negara, Kapitra Ampera menyatakan bahwa Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah wabah nyata dan bukan dibuat-buat untuk kepentingan pemerintah Indonesia.
Maka dari itu, Kapitra pun mengajak semua rakyat Indonesia untuk saling menjaga dan mewaspadai terhadap penularan virus tersebut.
“Dan jangan anggap remeh karena Covid ini benar adanya bukan dibuat- buat oleh pemerintah, tapi Covid ini datang dari luar yakni Wuhan,” kata Kapitra dalam diskusi online bersama PB HMI MPO, Senin (21/9/2020).
Dan ia pun mewanti-wanti agar masyarakat tidak terpengaruh oleh seruan dan opini yang justru membuat gaduh upaya negara dalam menanggulangi pandemi ini.
Karena menurut Kapitra, saat ini ada sekumpulan orang yang sengaja memanfaatkan situasi buruk ini untuk memuaskan kepentingan politik pribadi mereka masing-masing.
“Kita lihat bahwa masih ada yang memanfaatkan wabah ini untuk kepentingan politik,dengan membangun opini bahwa pemerintah tidak serius nenangani Covid-19,” ujarnya.
Mereka sering menyuarakan narasi semacam itu sehingga publik pun bimbang dan kepercayaan mereka kepada pemerintah bisa terdistorsi. Kemudian pada akhirnya pihak mereka yang paling diuntungkan dalam situasi tersebut.
“Sehingga kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah soal penanganan Covid begitu menurun, karena yang tadi ada kelompok yang memanfaatkan wabah ini buat membangun opini liar yang menyudutkan pemerintah, sehingga elektabilitas mereka naik,” terangnya.
Selain itu, salah satu tokoh gerakan 212 itu juga menyayangkan masih banyaknya masyarakat yang abai terhadap langkah-langkah penanggulangan COVID-19. Yakni dengan banyaknya aktifitas publik yang berpotensi terjadi penularan virus korona hingga memunculkan klaster baru.
“Covid ini masih merajalela karena masih ada aja yang melakukan demosantran di mana-mana, ada agenda politik terselubung yang membuat kerumunan yang menimbulkan cluster baru,” tandasnya.
Padahal menurut Kapitra, sejauh ini pemerintah sudah serius untuk melakukan upaya-upaya penanggulangan wabah COVID-19. Hanya saja, Kapitra menyebut penanggulangan pandemi ini tidak cukup dilakukan oleh pemerintah saja, melainkan perlu ada kerjasama antara pemerintah dan seluruh rakyat Indonesia.
“Bukan bisa pemerintah yang menyelesaikan covid ini, apabila masyarkat tidak ikut terlibat,” terangnya.
Lebih lanjut, Kapitra berharap agar semua pihak menahan diri untuk melakukan manuver politik yang bisa mendistorsi upaya keras penanggulangan COVID-19, yakni dengan membuat kerumunan. Karena baginya, saat ini yang jauh lebih penting adalah bagaimana merajut persatuan dan kesatuan sehingga seluruh stakeholder bisa membuat Indonesia keluar dari pandemi ini.
“Lupakan dulu kepentingan kelompok, lupakan dulu sakit hati yang kalah di konstestan, lupakan dulu perbebedaaan. Bagaimana kita merajut pesatuan apabila dominan politik masih ada dikotak-kotakkan, maka perlu kita lupakan itu,” tegasnya.
Terakhir, Kapitra menyampaikan apresiasi kepada Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam Majelis Penyelamat Organisasi pimpinan Ahmad Latupono yang telah menggelar diskusi tersebut.
“Saya bangga dengan adik-adik saya di PB HMI MPO, saya sangat bangga diskusi dengan tema ini karena kita tidak lagi bicara KAMI, karena Indonesia ini milik kita semua, maka marilah kita merajut pesatuan di bawah naungan bhineka tunggal ika,” tutup Kapitra.
Komentar