Konflik di India, TB Hasanuddin Semua Pihak Menahan Diri

Berita Utama67,856 views

Berkeadilan.com – Puluhan orang tewas dan ratusan terluka akibat bentrokan antara umat Hindu dan umat Muslim di timur Ibu Kota New Delhi, India, Selasa (25/2).

Kerusuhan tersebut berawal dari aksi demonstrasi menentang Undang-Undang Kewarganegaraan yang mengizinkan India memberi status kewarganegaraan terhadap imigran yang menerima persekusi di negara asalnya seperti Bangladesh, Pakistan, dan Afghanistan.

Namun, UU itu hanya berlaku bagi imigran pemeluk agama Hindu, Kristen, dan agama minoritas lainnya selain Muslim.

Menanggapi hal tersebut anggota Komisi I DPR RI Fraksi PDI Perjuangan TB Hasanuddin percaya sepenuhnya pada Pemerintah India untuk mengambil alih situasi. Ia yakin Pemerintah India dapat mengambil langkah-langkah strategis agar konflik tak meluas . Tapi keadilan juga harus tetap di tegakan karena ini masalah hak yang paling mendasar dan universal ….

“Saya yakin Pemerintah India dapat mengatasi konflik ini dan segera mengambil langkah tepat untuk meredam bentrokan agar tak meluas,” kata Hasanuddin saat dikonfirmasi, Jumat (27/2).

Hasanuddin mengimbau agar warga negara Indonesia yang berada di India tetap tenang. Ia juga meminta agar semua pihak yang berkepentingan di India untuk menahan diri.

“WNI yang di India saya imbau agar tetap tenang dan tak beraktivitas di luar sampai kondisi mereda,” ungkapnya.

Selain UU Kewarganegaraan, pertikaian antara umat Muslim dan Hindu di India juga kerap dipicu masalah konsumsi sapi. Umat Muslim menganggap sapi adalah hewan yang halal untuk dikonsumsi. Sedangkan umat Hindu menganut ajaran vegetarian karena tidak memakan bahan makanan dari sumber yang bernyawa.

Perdana Menteri India, Narendra Modi meminta warga tenang di tengah Dilaporkan bentrokan tersebut menewaskan 27 orang dan lebih dari 200 orang terluka.

“Saya mengimbau saudara dan saudari saya di Delhi untuk menjaga perdamaian dan persaudaraan setiap saat. Sangat penting .. ketenangan dan normalitas dipulihkan saat ini,” tulis Modi dalam cuitannya, Rabu (26/2). []

Komentar